Beberapa waktu yang lalu sempat tersiar berita bahwa kiamat dunia sudah dekat namun demikian benar tidaknya dari berita tersebut alangkah baiknya kita sikapi secara bijak agar supaya kejadian di maksud tidak terjadi.
Kemerosotan moral dan etika manusia yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup semata tanpa memperhatikan faktor keseimbangan alam sangat rentan menimbulkan terjadinya bencana alam dan tidak jarang sampai menelan banyak korban jiwa.
Perubahan sikap dan prilaku sebagian besar manusia di jaman modern ini bisa di katakan sudah sangat memprihatinkan. Adakah semua ini sebagai sebuah pertanda kiamat dunia sudah dekat? Entahlah, semua itu pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri. Melihat fenomena alam yang sering terjadi bukan sesuatu yang mustahil kalau peristiwa tersebut benar benar akan terjadi.
Saat ini di sadari ataupun tidak sebagian besar orang cendrung percaya pada sesuatu hal yang hanya mampu memberikan kenikmatan duniawi. Mereka beranggapan hidup di dunia ini cuma sekali oleh karenanya apapun yang mereka lakukan di anggapnya benar.
Berbagai petuah maupun pencerahan kerohanian yang di berikan cendrung di abaikan terlebih mereka di suruh memahami secara lebih mendalam, omong kosong, katanya.
Adakah sesuatu yang keliru dalam hal ini? Pertanyaan seperti ini tentunya akan mengundang perasaan sinis bagi mereka yang dalam hidupnya sudah terbiasa menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih kesuksesan dan tidak peduli akan akibatnya di kemudian hari.
Namun demikian menurut ajaran agama yang di percaya sebagai tuntunan hidup bagi setiap umat manusia adalah sesuatu hal yang sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran.
Bukankah manusia mati akan meninggalkan karma bukan harta dan juga kedudukan? oleh karenanya berbuatlah kebajikan demi kemulian hidup di akhirat nanti.
Bahwa jabatan dan juga kekayaan hanyalah bersifat sementara oleh karena itu jadikanlah kedua hal tersebut sebagai sarana dan sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk senantiasa bisa berbuat baik kepada sesama kelak kita akan di muliakan oleh Nya.
Kiamat dunia itu sendiri bisa di gambarkan sebagai sebuah kejadian yang amat mengerikan dimana bumi beserta seluruh isinya akan lenyap tanpa seorangpun yang tahu kapan terjadinya.
Mencermati kalimat tersebut di atas kita semua tentu sudah bisa memahami bahwa apa yang kita raih semasa hidup pada akhirnya akan berpulang kembali kepada Yang Maha Kuasa. Lahir sebagai manusia patut kita syukuri karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya.
Manusia terlahir di berikan akal dan dengan akal yang di milikinya di harapkan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.
Hidup saling menyalahkan diantara satu dengan yang lain bukanlah solusi yang baik untuk mengatasi setiap permasalahan. Bahwa manusia tidak ada yang sempurna memang benar adanya akan tetapi selalu berusaha untuk bisa meraih kesempurnaan adalah tujuan hidup setiap umat manusia.
Pada sisi yang lain kiamat dunia bisa juga di artikan runtuhnya moral dan iman manusia akibat daripada tuntutan hidup yang semakin komplek. Dalam hal ini manusia cendrung ingin mendapatkan segala sesuatunya secara instan sekalipun apa yang di lakukan sudah di ketahuinya salah.
Tidak jarang Tuhan maupun ajaran agama di jadikan sebagai kedok pembenaran pribadi sekalipun apa yang di lakukannya seringkali menyimpang dari kenyataan.
Sebut saja para politisi hitam yang menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan kedudukan ataupun kekuasaan. Politik uang dan juga janji janji palsu barangkali sudah tidak asing terdengar di telinga kita.
Bukankah itu semua sebagai sebuah bentuk pembohongan terhadap diri sendiri dan juga pembohongan publik, lalu kenapa mereka lakukan juga?
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebajikan oleh karena itu sadarilah sebelum ajal menjemput!
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kiamat dunia bisa terjadi manakala orang yang melakukan tindakan kejahatan lebih banyak daripada orang yang mengamalkan kebajikan, Runtuhnya moral dan iman manusia, tidak adanya toleransi kehidupan di antara sesama, Sebagian besar manusia bertindak semaunya tanpa pernah mau peduli dengan alam dan lingkungan di sekitarnya.
Kemerosotan moral dan etika manusia yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup semata tanpa memperhatikan faktor keseimbangan alam sangat rentan menimbulkan terjadinya bencana alam dan tidak jarang sampai menelan banyak korban jiwa.
Perubahan sikap dan prilaku sebagian besar manusia di jaman modern ini bisa di katakan sudah sangat memprihatinkan. Adakah semua ini sebagai sebuah pertanda kiamat dunia sudah dekat? Entahlah, semua itu pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri. Melihat fenomena alam yang sering terjadi bukan sesuatu yang mustahil kalau peristiwa tersebut benar benar akan terjadi.
Saat ini di sadari ataupun tidak sebagian besar orang cendrung percaya pada sesuatu hal yang hanya mampu memberikan kenikmatan duniawi. Mereka beranggapan hidup di dunia ini cuma sekali oleh karenanya apapun yang mereka lakukan di anggapnya benar.
Berbagai petuah maupun pencerahan kerohanian yang di berikan cendrung di abaikan terlebih mereka di suruh memahami secara lebih mendalam, omong kosong, katanya.
Adakah sesuatu yang keliru dalam hal ini? Pertanyaan seperti ini tentunya akan mengundang perasaan sinis bagi mereka yang dalam hidupnya sudah terbiasa menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih kesuksesan dan tidak peduli akan akibatnya di kemudian hari.
Namun demikian menurut ajaran agama yang di percaya sebagai tuntunan hidup bagi setiap umat manusia adalah sesuatu hal yang sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran.
Bukankah manusia mati akan meninggalkan karma bukan harta dan juga kedudukan? oleh karenanya berbuatlah kebajikan demi kemulian hidup di akhirat nanti.
Bahwa jabatan dan juga kekayaan hanyalah bersifat sementara oleh karena itu jadikanlah kedua hal tersebut sebagai sarana dan sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk senantiasa bisa berbuat baik kepada sesama kelak kita akan di muliakan oleh Nya.
Kiamat dunia itu sendiri bisa di gambarkan sebagai sebuah kejadian yang amat mengerikan dimana bumi beserta seluruh isinya akan lenyap tanpa seorangpun yang tahu kapan terjadinya.
Mencermati kalimat tersebut di atas kita semua tentu sudah bisa memahami bahwa apa yang kita raih semasa hidup pada akhirnya akan berpulang kembali kepada Yang Maha Kuasa. Lahir sebagai manusia patut kita syukuri karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya.
Manusia terlahir di berikan akal dan dengan akal yang di milikinya di harapkan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.
Hidup saling menyalahkan diantara satu dengan yang lain bukanlah solusi yang baik untuk mengatasi setiap permasalahan. Bahwa manusia tidak ada yang sempurna memang benar adanya akan tetapi selalu berusaha untuk bisa meraih kesempurnaan adalah tujuan hidup setiap umat manusia.
Pada sisi yang lain kiamat dunia bisa juga di artikan runtuhnya moral dan iman manusia akibat daripada tuntutan hidup yang semakin komplek. Dalam hal ini manusia cendrung ingin mendapatkan segala sesuatunya secara instan sekalipun apa yang di lakukan sudah di ketahuinya salah.
Tidak jarang Tuhan maupun ajaran agama di jadikan sebagai kedok pembenaran pribadi sekalipun apa yang di lakukannya seringkali menyimpang dari kenyataan.
Sebut saja para politisi hitam yang menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan kedudukan ataupun kekuasaan. Politik uang dan juga janji janji palsu barangkali sudah tidak asing terdengar di telinga kita.
Bukankah itu semua sebagai sebuah bentuk pembohongan terhadap diri sendiri dan juga pembohongan publik, lalu kenapa mereka lakukan juga?
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebajikan oleh karena itu sadarilah sebelum ajal menjemput!
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kiamat dunia bisa terjadi manakala orang yang melakukan tindakan kejahatan lebih banyak daripada orang yang mengamalkan kebajikan, Runtuhnya moral dan iman manusia, tidak adanya toleransi kehidupan di antara sesama, Sebagian besar manusia bertindak semaunya tanpa pernah mau peduli dengan alam dan lingkungan di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar