Pilpres memiliki kepanjangan Pemilihan Presiden. Ajang pemilu yang di rayakan setiap 5 tahun sekali kerap menimbulkan berbagai kontroversi dari berbagai kalangan ataupun tokoh masyarakat yang tersiar melalui media televisi, radio maupun melalui media internet.
Dalam setiap perayaan pemilu sebagian besar masyarakat terkadang berharap harap cemas dan selalu menyisakan pertanyaan siapa ya kira kira yang akan mewakili aspirasi mereka di parlemen.
Terlebih saat pemilihan presiden, berbagai macam tanggapan dan juga prediksi yang di lontarkan oleh para pengamat politik menjadikan ajang pilpres seakan tidak pernah sepi dengan pemberitaan.
Menarik untuk kita cermati para tokoh politik yang terlibat di dalamnya tidak pernah henti melakukan konsilidasi maupun lobi lobi ke capres dan juga cawapres dengan tujuan untuk menyatukan visi dan misi ujarnya, kelak kalau jagoan mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Sementara bagi masyarakat awam hal tersebut tentu merupakan tontonan menarik sembari berharap akan adanya perubahan terkait dengan tingkat kesejahtraan mereka yang tak kunjung bisa terealisasi.
Kalau di tanya siapa jagoan mereka sambil menunduk malu mereka kebanyakan menjawab tidak tahu. Entah karena mereka malu atau takut menyebutkan nama calon yang jelas semuanya masih misteri. Namun demikian ada juga yang langsung berani menyebutkan nama terlepas ada tidaknya kepentingan pribadi di dalamnya, semua itu hanya merekalah yang tahu.
Di sisi lain ajang pemilihan presiden dan juga wakil presiden merupakan ladang emas bagi mereka yang berprofesi sebagai penyebar berita dan di kemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik minat banyak orang untuk membaca maupun menyaksikan secara langsung melalui media televisi.
Lalu apa yang bisa kita petik dari setiap ajang pemilihan presiden dan wakil persiden, kenapa orang yang terlibat di dalamnya hanya orang orang itu saja?
Sebuah negara dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa lebih seakan tidak berdaya mau di apakan dan di bawa kemana bangsa dan negara ini. Oleh karena itu mulai detik ini juga kita semua harus berpikir jernih agar di setiap ajang pemilihan presiden dan wakil presiden tidak terjadi salah pilih.
Kritis itu penting akan tetapi jangan sampai merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadilah pemilih yang cerdas untuk mewujudkan kesejahtraan kita bersama.
Perlu di garis bawahi bahwa memilih seorang pemimpin terlebih menjadi seorang presiden yang notabene sebagai pucuk pimpinan pemerintahan tertinggi haruslah memenuhi persyaratan, pilihlah mereka yang dalam hidupnya benar benar ingin mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sejauh mana tingkat independensi mereka yang terpilih akan sangat menentukan nasib bangsa dan negara di kemudian hari dan jangan pernah berharap akan adanya perubahan ke arah yang lebih baik apabila mereka yang terpilih banyak terkontaminasi dengan kepentingan pribadi dan juga golongan.
Dalam setiap perayaan pemilu sebagian besar masyarakat terkadang berharap harap cemas dan selalu menyisakan pertanyaan siapa ya kira kira yang akan mewakili aspirasi mereka di parlemen.
Terlebih saat pemilihan presiden, berbagai macam tanggapan dan juga prediksi yang di lontarkan oleh para pengamat politik menjadikan ajang pilpres seakan tidak pernah sepi dengan pemberitaan.
Menarik untuk kita cermati para tokoh politik yang terlibat di dalamnya tidak pernah henti melakukan konsilidasi maupun lobi lobi ke capres dan juga cawapres dengan tujuan untuk menyatukan visi dan misi ujarnya, kelak kalau jagoan mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Sementara bagi masyarakat awam hal tersebut tentu merupakan tontonan menarik sembari berharap akan adanya perubahan terkait dengan tingkat kesejahtraan mereka yang tak kunjung bisa terealisasi.
Kalau di tanya siapa jagoan mereka sambil menunduk malu mereka kebanyakan menjawab tidak tahu. Entah karena mereka malu atau takut menyebutkan nama calon yang jelas semuanya masih misteri. Namun demikian ada juga yang langsung berani menyebutkan nama terlepas ada tidaknya kepentingan pribadi di dalamnya, semua itu hanya merekalah yang tahu.
Di sisi lain ajang pemilihan presiden dan juga wakil presiden merupakan ladang emas bagi mereka yang berprofesi sebagai penyebar berita dan di kemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik minat banyak orang untuk membaca maupun menyaksikan secara langsung melalui media televisi.
Lalu apa yang bisa kita petik dari setiap ajang pemilihan presiden dan wakil persiden, kenapa orang yang terlibat di dalamnya hanya orang orang itu saja?
Sebuah negara dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa lebih seakan tidak berdaya mau di apakan dan di bawa kemana bangsa dan negara ini. Oleh karena itu mulai detik ini juga kita semua harus berpikir jernih agar di setiap ajang pemilihan presiden dan wakil presiden tidak terjadi salah pilih.
Kritis itu penting akan tetapi jangan sampai merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadilah pemilih yang cerdas untuk mewujudkan kesejahtraan kita bersama.
Perlu di garis bawahi bahwa memilih seorang pemimpin terlebih menjadi seorang presiden yang notabene sebagai pucuk pimpinan pemerintahan tertinggi haruslah memenuhi persyaratan, pilihlah mereka yang dalam hidupnya benar benar ingin mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sejauh mana tingkat independensi mereka yang terpilih akan sangat menentukan nasib bangsa dan negara di kemudian hari dan jangan pernah berharap akan adanya perubahan ke arah yang lebih baik apabila mereka yang terpilih banyak terkontaminasi dengan kepentingan pribadi dan juga golongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar