Informasi Lainnya

Custom Search

Kamis, 12 Juni 2014

PENGENDALIAN DIRI

Setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam mengendalikan dirinya di mana hal tersebut sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

1. Iman dan kepercayaan diri
2. Tingkat pemahaman terhadap ajaran agama yang di anutnya
3. Sifat dan karakter manusianya

Iman dan kepercayaan diri

Godaaan hidup duniawi yang semakin tinggi sering kali membuat seseorang lupa akan hakekat dan tujuan daripada kehidupan sesungguhnya. Entah di sadari maupun tidak sikap dan prilaku yang di tunjukannya lebih mengarah pada sesuatu hal yang bersifat duniawi tanpa memikirkan dampak ataupun akibatnya di kemudian hari.

Harta dan kekayaan di jadikan sebagai tolak ukur keberhasilan hidup seseorang sehingga upaya untuk memperbaiki sikap dan perbuatan semasa hidup di dunia hanyalah isapan jempol belaka.

Dalam Situasi seperti ini tidak jarang melahirkan manusia manusia ambisius yang tidak memiliki rasa malu dan tak khayal sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perubahan sikap dan prilaku yang di tunjukan cendrung mengutamakan kepentingan pribadi, pintar berkata kata dan suka melakukan pembenaran terhadap dirinya sendiri.

Namun berbeda halnya dengan mereka yang memiliki iman dan kepercayaan diri yang memadai, setiap gerak dan langkahnya selalu berpegang teguh pada ajaran agama yang di yakininya sebagai sumber kebenaran. Mereka tidak pernah terpengaruh dengan berbagai bentuk godaan duniawi yang di sinyalir sebagai penyebab utama terjadinya permasalahan hidup pada sebagian besar manusia saat ini.

Oleh karena itu memiliki iman yang kuat serta kepercayaan diri yang tinggi penting artinya bagi setiap orang agar mampu memfiltrasi berbagai macam pengaruh buruk akibat dari gerusan globalisasi.

Tingkat pemahaman terhadap ajaran agama yang di anutnya

Semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang terhadap ajaran agama yang di anutnya biasanya bisa terpancar dari wajah, sikap dan prilaku yang di tunjukannya sehari hari. Namun seiring dengan perkembangan jaman banyak individu manusia menjadikan agama hanya sebagai kedok untuk menutupi dirinya dari berbagai bentuk prilaku buruk demi untuk memuaskan hawa nafsunya.

Hal tersebut sudah barang tentu merupakan suatu bentuk pembohongan pribadi di karenakan sebagian besar dari mereka pada dasarnya sudah tahu apa yang tersirat dalam ajaran agama itu sendiri. Mereka seakan akan merasa acuh tak acuh dan tidak mau peduli apapun akibatnya yang penting segala kebutuhannya bisa terpenuhi.

Kalau kita memahami secara lebih mendalam setiap akibat daripada suatu perbuatan seyogyanya pola pikir seperti itu kita tinggalkan, pun tidak menerima akibatnya secara langsung,cepat atau lambat pasti akan kita terima juga.

Untuk bisa merubah itu semua kita harus berjiwa besar mulailah dari diri sendiri agar dalam realisasinya kita tidak menganut paham kebenaran yang salah yang memiliki pengertian sebuah nilai kebenaran yang hanya di landasi oleh ego atau perasaan keakuan pribadi tanpa mengindahkan penilaian dari orang lain yang ada di sekitarnya.

Sifat Dan Karakter Manusia

Karakter manusia bisa terbentuk karena kebiasaan dan bisa juga karena pengaruh lingkungan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini merubah karakter memang sulit di lakukan karena terkait dengan banyak hal terkecuali mereka benar benar menyadari akan berbagai kekeliruan yang di lakukannya.

Ego pribadi atau perasaan keakuan harus di kikis habis dengan jalan menempatkan nilai kebenaran berdasarkan ajaran agama bukan atas pembenaran pribadi. Sekalipun di awal terasa berat kalau ada niat secara sungguh sungguh cepat atau lambat pasti berhasil.

Ibarat kata setumpul tumpulnya pisau kalau terus di asah pasti akan tajam juga. Dalam kapasitas kita sebagai manusia yang dalam kelahirannya sudah di berikan akal sudah seyogyanya lebih baik dari makhluk hidup lainnya apalagi di bandingkan dengan benda mati.

Yang menjadi pertanyaan maukah kita kalau di katakan memiliki nilai lebih rendah daripada benda mati, tentu tidak bukan? kalau demikian halnya kendalikan diri untuk bisa mencapai tingkatan sebagai manusia sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar