Informasi Lainnya

Custom Search

Sabtu, 14 Juni 2014

TINGKAT KESEMPURNAAN HIDUP MANUSIA

Semua Makhluk hidup yang ada di atas muka bumi ini kelak pasti akan mati, oleh karenanya kita harus menyadari sedari awal bahwa setiap kehidupan tidak ada yang kekal dan abadi.

Berkaitan dengan prihal tersebut setiap manusia sudah seharusnya mampu memaknai arti sebuah kehidupan sesuai dengan nilai luhur yang terkandung dalam setiap ajaran agamanya sehingga dalam realisasinya tidak akan menimbulkan berbagai macam tafsir yang justru bisa menyesatkan kehidupannya di kemudian hari.

Yang jelas tidak ada satupun ajaran agama yang mengajarkan umatnya untuk bersikap dan berprilaku kurang baik. Bahwa kita terlahir sebagai manusia di sebabkan karena dosa. Namun demikian lahir sebagai manusia adalah sebuah kesempatan untuk bisa memperbaiki diri sekaligus untuk menghapus segala dosa kita terdahulu.

Oleh sebab itu keberadaan kita sebagai manusia harus selalu berupaya mawas diri dengan cara menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Lahir sebagai manusia memang tidak ada yang sempurna akan tetapi selalu berupaya untuk bisa mendekati kesempurnaan merupakan sikap yang paling bijaksana.

Tolak ukur kesempurnaan hidup manusia

Kesempurnaan hidup tidak bisa di ukur dari kemampuan setiap manusia untuk bisa memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya akan tetapi kesempurnaan hidup bisa di ukur dari sejauh mana manusia itu sendiri mampu mawas diri dan menghapus segala macam dosa yang pernah di lakukannya baik dalam kehidupan terdahulu, sekarang maupun kehidupan yang akan datang.

Berdasarkan uraian tersebut di atas jelaslah sudah bahwa sikap dan prilaku setiap manusia akan menentukan tingkat kesempurnaan hidup manusia itu sendiri baik di dunia maupun akhirat.

Oleh karenanya bagi mereka yang sudah terbiasa menghalalkan berbagai macam cara untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tentu mereka sendiri yang akan menanggung akibatnya.

Kemudian berkaitan dengan upaya memaknai arti sebuah kehidupan dewasa ini banyak orang enggan berpikir terkait dengan urusan akhirat terlebih banyak sekali rintangan yang harus mereka hadapi.

Hal tersebut sekaligus mencerminkan bahwa sebagian besar manusia saat ini lebih mengutamakan kepentingan hidup duniawi tanpa memperdulikan akibatnya kelak mereka sudah meninggal dunia.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, kita mau pilih yang mana? Kalau kita memahami makna dan tujuan sebuah kehidupan dengan benar pastinya kita akan memilih untuk selalu bertaqwa kepada Nya, bukan?

Percaya atau tidak merupakan hak setiap orang dan semuanya akan kembali pada pribadi masing masing individu. Dalam hal ini kita tentu tidak boleh menyalahkan siapa siapa tetapi selalu berupaya untuk mengingatkan sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama.

Adapun prinsip dasar dari kesemuanya itu adalah "SMS" (senang melihat orang lain senang) bukan sebaliknya senang melihat orang lain susah.

Setiap manusia memiliki harkat dan derajat yang sama di hadapan Tuhan dan yang membedakannya adalah sikap dan perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar